PEMERIKSAAN AKUNTANSI
KELOMPOK 5
NAMA : INDAH PURNAMA SARI (160810206)
TIARA SARI YOLANDA (160810200)
IRFAN MAULANA (160810249)
DONNY TAN (160810241)
DOSEN : PUSPITA RAMA NOPIANA, S.E, AK., M.M.,
CA
Program Studi : AKUNTANSI
Tahap kedua
dari suatu audit menyangkut penetapan strategi audit untuk pelaksaan dan
penentuan lingkup audit. Perencanaan merupakan tahap yang cukup sulit dan
menentukan keberhasilan penugasan audit. Perencanaan audit biasanya dilakukan
antara tiga hingga enam bulan sebelum akhir tahun buku klien (Haryono,
2001). Ada tujuh tahap
yang harus ditempuh oleh auditor dalam merncanakan auditnya :
1.
Memahami Bisnis Dan Industri Klien
a.
Pengalaman sebelumnya tentang Entitas
dan Industrinya
Dalam audit
ulangan, audito dapat dengan mudah memperoleh informasi tentang kekhususan
bisnis klien dengan cara mereview kertas kerja audit yang disimpan dalam arsip
permanen. Dengan cara ini auditor dapat mengingat kembali mengenai
kebijakan-kebijakan klien, organisasi, dan pengendalan intern.
b.
Diskusi dengan Orang dalam Entitas
Komite audit,
direktur, dan personel operasi adalah contoh narasumber yang dapat diharapkan
oleh auditor untuk memperoleh informasi tersebut. Komite audit dapat memberikan
informasi tentang kekuatan dan kelemahan pengendalian intern perusahaan atau
bagian dari perusahaan kilen, sistem pengolahan data elektronik yang baru saja
diimplementasikan oleh klien, perubahan manajemen perusahaan dan perubahan
struktur organisasi perusahaan klien.
Dalam tahap
perencanaan audit, manajemen dapat dipakai sebagai sumber informasi tentang:
1)
Pengembangan bisnis yang sedang
dilakukan oleh manajemen yang akan berdampak terhadap audit yang akan
dilaksanakan oleh auditor.
2)
Peraturan baru yang berlaku dalam
industri dan peraturan pemerintah terbaru yang berdampak ternis klien.
3)
Bidang audit yang menjadi kepentingan
khusus manajemen.
4)
lingkup dan waktu pelibatan personel
klien dalam membantu auditor untuk menyediakan
c.
Diskusi dengan Personel dari funggsi
Audit Intern dan Review terhadap Laporan Auditor Intern
Auditor intern
merupakan sumber informasi untuk memahami kekuatan dna kelemahan pengendalian
intern yang diterapkan dalam organisasi entitas dalam menjaga keandalan informasi
yang disajikan dalam laporan keuangan. Review terhadap laporan auditor intern
merupakan cara yang efektif untuk
memahami pengendalian intern yang diberlakukan dalam organisasi entitas.
d.
Diskusi dengan Auditor Lain dan dengan
Penasihat Hukum atau Penasihat Lain yang telah Memberikan Jasa kepada Entitas
atau dalam Industri.
Manajemen
entitas membeli berbagai jasa untuk penyelesaian masalah-masalah hukum dan
masalah lain seperti sistem informasi, manajemen pemasaran, manajemen sumber
daya manusia, dan manajemen operasi. Auditor dapat berkomunikasi dengan auditor
lain yang ditahun sebelumya telah melakukan audit atas laporan keuangan entitas
untuk memperoleh pemahaman untuk bisnis entitas. Auditor dapat berkomunikasi
dengan penasihat hukum atau penasihat lain untuk memperoleh informasi tentang
masalah-masalah yang dihadapi oleh perusahaan dalam bisnisnya.
e.
Publikasi yang Berkaitan dengan
Industri
Pengetahuan
mengenai industri yang menjadi tempat usaha klien adalah perlu bagi auditor
agar ia dapat melaksanakan audit dengan baik. Pengetahuan mengenai industri
yang menjadi tempat usaha klien dapat diperoleh dengan berbagai cara sebagai
berikut:
1)
Meminta keterangan dari klien.
2)
Berlangganan majalah yang dikeluarkan
oleh organisasi industri yang bersangkutan.
3)
Aktif
berpartisipasi dalam perkumpulan berbagai industri atau program-program
latihan yang diselenggarakan oleh berbagi industri.
f.
Kunjungan Ke Tempat atau Fasilitas
Pabrik Entitas
Dari inspeksi
ke pabrik dan kantor klien ini auditor dapat memperoleh pengetahuan mengenai
tata letak pabrik, proses produksi, produk-produk utama perusahaan, dan
penjagaan fisik terhadap aktiva perusahaan. Pengetahuan mengenai fasilitas
fisik untuk penerimaan, peenyimpanan, dan pemakaian sediaan barang gudang akan
bermanfaat nantinya bagi auditor dalam penilaian terhadap sediaan. Dalam
melakukan perjalanan inspeksi ke kantor klien, auditor akan mengetahui pula
lokasi berbagai catatan akuntansi, jumlah karyawan klien yang bekerja di
kantor, serta pembagian kegiatan akuntansi.
g.
Perundangan dan Peraturan yang secara
Signifikan Berdampak terhadap Entitas
Peraturan
ekspor, peraturan kredit, peraturan penanaman modal, dan peraturan perpajakan
merupakan peraturan perundangan yang secara signifikan berdampak tehadap bisnis
perusahaan. Oleh karena itu, dalam perencanaan auditnya, auditor perlu
mempertimbangan dampak berbagai
peraturan perundangan yang dikeluarkan pemerintah yang berdampak terhadap
bisnnis klien.
h.
Dokumen yang Dihasilkan oleh Entitas
Contoh berbagai
dokumen yang dihasilkan oleh entitas sebagai sumber informasi untuk memahami
bisnis entitas : bahan yang dikirim kepada pemegang saham dan diserahkan kepada
badan pengatur, buku-buku promosi, laporan keuangan dan laporan tahunan tahun
sebelumnya, anggaran, laporan manajemen intern, laporan keuangan interim, panduan
kebijakan manajemen, panduan akuntansi dan sistem pengendalian intern, daftar
akun, jabatan, rencana pemasaran dan
penjualan.
2.
Melaksanakan Prosedur Analitik
Konsep Prosedur Analitik
Prosedur analitik meliputi pertandingan
jumlah-jumlah yang tercatat atau ratio yang dihitung dari jumlah-jumlah yang
tercatat dibandinka dengan harapan yang dikembangkan oleh auditor.
Tujuan Prosedur Analitik dalam
Perencanaan Audit:
1)
Meningkatka pemahaman auditor atas
usaha klien dan transaksi atau peristiwa yang terjadi sejak tanggal audit
terakhir, dan
2)
Mengidentifikasi bidang yang
kemungkinan mencerminkan risiko tertentu yang bersangkutan tentang audit.
Prosedur analitik dapat mengungkapkan:
(1) peristiwa atau transaksi yang tidak biasa, (2) perubahan akuntansi, (3) perubahan
usaha, (4) fluktuasi acak, (5) salah saji
Tahap-tahap Prosedur Analitik
1)
Mengidentifikasi
perhitungan/perbandingan yang harus dibuat.
Tipe perhitungan dan perbandingan yang umumnya
dibuat oleh auditor terdiri dari :
1.
Perbandingan data absolut
2.
common-size income statements
3.
ratio analysis
4.
trend analysis
Pada tahap
perencanaan audit, auditor biasanya melaksanakan prosedur analitik dengan
menggunakan data agregasi (gabungan, kumpulan), data perusahaan secara
keseluruhan yang didasarkan pada data gabungan sampai dengan bulan dilakukannya
prosedur analitik atau pada data proyeksi tahunan.
2)
Mengembangkan Harapan.
Dalam prosedur
anallitik, auditor perli mengembangkan harapan sebagai dasar untuk
membandingkan perhitungan dan ratio yang dibuat dalam prosedur anallitik.
Contoh sumber
informasi yang digunakan dalam mengembangkan harapan:
a.
Informasi keuangan periode sebelumnya
yang dapat diperbandingkan dengan memperhatikan perubahan yang diketahui.
b.
Hasil yang diantisipasikan, misalnya
anggaran termasuk ekstrapolasi interim atau tahunan.
c.
Hubungan antara unsur-unsur informasi
keuangan dalam satu periode.
d.
Informasi industri tempat usaha kllien,
misalnya informasi laba bruto.
e.
Hubungan informasi keuangan dengan
informasi non keuangan yang relevan.
3)
Melaksanakan Perhitungan/perbandingan.
Auditor
mengumpulkan data yang akan dipakai dalam penghitungan perbedaan jumlah absolut
atau presentase sekarang dibandingkan dengan jumlah atau presentase tahun
yanglalu, perhitungan common-size financial statements, financial ratios, dan
trend.
4)
Menganalisis Data dan Mengidentifikasi
Perbedaan Signifikan.
Data yang telah
dikumpulkan kemudian dibandingkan dengan harapan yang dikembangkan oleh auditor
untuk mengidentifikasi perbedaan signifikan yang terjadi.
5)
Menyelidiki Perbedaan Signifikan yang
tidak Terduga dan Mengevaluasi Perbedaan Signifikan.
Perbedaan
signifikan yang tidak terduga perlu diselidiki penyebabnya:
1.
auditor perlu mempertimbangkankembali
metode dan berbagai fakttor yang digunakan untuk mengembangkan harapan dan
untuk meminta keterangan kepada manajemen
2.
kadang-kadang informasi baru akan
bermanfaat untuk memperbaiki harapan, dan sebagai akibatnya dapat menghilangkan
perbedaan yang terjadi
3.
sebelum auditor akan melakukan tindakan
berdasarkan respon yang diberikan oleh manajemen.
6)
Menentukan Dampak Hasil Prosedur
Analitik tesirhadap Perencanaan Audit.
Perbedaan
signifikan yang tidak terduga biasanya dipandang oleh auditor sebagai petunjuk
meningkatnya risiko salah saji dalam akun atau berbagai akun yang bersangkutan
dengan perhitungan dan perbandingan. Dalam situasi seperti ini auditor
merencanakan untuk melaksanakan pengujian yang lebih rinci
terhadap akun atau berbagai akun
yang bersangkutan. Dengan mengarahkan perhatian auditor ke bidang yang memiliki risiko lebih besar, prosedur analitik dapat
bermanfaat dalam pelaksanaan audit yang efektif dan efisien.
3.
Mempertimbangkan Tingkat Materialitas
Awal
Materialitas awal pada tingkat laporan
perlu ditetapkan oleh auditor karena pendapat auditor atas kewajaran laporan
keuangan diterapkan pada laporan keuangan sebagai keseluruhan. Materialitas
awal pada tingkat saldo akun ditentukan oleh auditor pada tahap perencanaan
audit karena untuk mencapai simpulan tentang kewajaran laporan keuangan sebagai
keseluruhan, auditor perlu melakukan verifikasi saldo akun.
4.
Mempertimbangkan Risiko Bawaan
Auditor merumuskan pendapatnya atas
laporan keuangan secara keseluruhan berdasarkan bukti audit yang diperoleh
melalui verifikasi asersi yang berkaitan dengan saldo akun secara individual
atau golongan transaksi. Auditor berusaha untuk membatasi risiko audit pada
tingkat saldo akun sedemikian rupa sehingga pada akhir audit, risiko audit
dalam menyatakan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan akan berada
pada tingkat yang rendah.
5.
Mempertimbangkan Berbagai Faktor yang
Berpengaruh terhadap Saldo Awal, jika Perikatan Audit Merupakan Audit tahun
Pertama.
Auditor harus memperoleh bukti audit
kompeten yang cukup untuk meyakini bahwa:
a.
Saldo awal tidak mengandung salah saji
yang mepunyai dampak material terhadap laporan keuangan tahun berjalan.
b.
Saldo penutup tahun sebelumnya telah
ditransfer dengan benar ke tahun yang berjalan atu telah dinyatakan kembali,
jika hal itu semestinya dilakukan.
c.
Kebijakan akuntasi yang semestinya
telah diterapkan secara konsisten.
Sifat dan lingkup bukti audit yang
harus diiperoleh auditor berkenaan dengan saldo awal tergantung pada:
a.
Kebijakan akuntansi yang dipakai oleh
entitas yang bersangkutan.
b.
Apakah laporan keuangan entitas tahun
sebelumnya telah diaudit, jika demikian,
apakah pendapat auditor atas laporan keuangan tersebut berupa pendapat selai
pendapat wajar tanpa pengecualian.
c.
Sifat akun dan risiko salah sji dalam
laporan keuangan tahun berjalan.
6.
Mengembangkan strategi Audit awal terhadap
Asersi Signifikan
Karena keterkaitan antara bukti audit,
materialitas, dan komponen risiko audit, auditor dapat memilih strategi audit
awal dalam perencanaan audit terhadap asersi individual atau golongan transaksi.
Ada dua strategi audit awal yang dapat dipilih oleh auditor:
1)
primarily substantive approach
2)
lover assessed level of control risk
approach
7.
Me-review Informasi yang berhubungan
dengan Kewajiban-kewajiban Legal klien.
Auditor perlu memahami
kewajiban-kewajiban legal dalam perjanjian-perjanjian yang menyangkut klien.
Informasi tersebut tercantum dalam dokumen-dokumen berikut ini:
1)
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga
Copy akte
pendirian dan anggaran rumah tangga yang diperoleh auditor dalam audit yang
pertama disimpan dalam arsip permanen untuk kepentingan audit selanjutnya.
Dalam audit berikutnya, auditor harus memperbaharui informasi yang terdapat
dalam akte pendirian dan anggaran rumah tangga tersebut dengan menambah copy
perubahan-perubahan terhadap dokumen-dokumen tersebut dalam arssip permanen.
2)
Perjanjian Persekutuan
Perjanjian
persekutuan merupakan dokumen yang berisi kontrak diantara para pemilik
persekutuan mengenai peraturan-peraturan yang harus diikuti dalam menjalankan
perusahaan. Dokumen perjanjian persekutuan:
a.
Nama resmi dan alamat perusahaan.
b.
Nama dan alamat setiap sekutu.
c.
Jumlah, tanggal, dan sifat infestasi
yang dilakukan oleh setiap sekutu.
d.
Ratio pembagian laba, gaji sekutu,
bunga atas modal sekutu, dan batasan-batasan yang dikenakan terhadap penarikan
diri sekutu.
e.
Tugas, tanggung jawab, dan wewenang
tiap-tiap sekutu.
f.
Peraturan persekutuan dan pembagian
kekayaan persekutuan.
Copy perjanjian
persekutuan tersebut disimpan oleh auditor dalam arsip permanen, auditor harus
memeriksa apakah ada perubahan–perubahan dalam perjanjian persekutuan tersebut.
Copy perubahan terhadap perjanjian persekutuan tersebut harus diperoleh
auditor, atau jika tidak terjadi perubahan, auditor harus membuat catatan dalam
arsip permanen yang menerangkan bahwa tidak terjadi perubahan dalam perjanjian persekutuan
tersebut.
3)
Notulen Rapat Direksi dan Pemegang
Saham
Dalam audit
yang pertama kali, auditor perlu me-review notulen rapat yang dibuat
tahun-tahun sebelumnya. Auditor dapat memperoleh copy semua notulen rapat
tersebut dari manajemen perusahaan untuk rapat direksi, dewan komisaris,
pemegang saham, komisi-komisi yang dibentuk, baik rapat reguler atau rapat
khusus.
Dalam me-review
notulen rapat tersebut auditor harus memperhatikan:
a.
Tanggal penyelenggaraan rapat.
b.
Tercapai tidaknya quorum rapat.
c.
hal-hal yang berkaitan signifikan
terhadap laporan keuangan klien atau kegiatan usahanya, atau berpengaruh
terhadap pelaksanaan audit.
4)
Kontrak
Dalam me-review
suatu kontrak, biasanya auditor akan memperhatikan unsur-unsur berikut ini:
a.
Nama kontrak yang tepat.
b.
Nama dan alamat pihak-pihak yang
menandatangani kontrak.
c.
Tanggal berlakunya kontrak secara
efektif, jangka waktu kontrak dan jika ada jadwal pelaksanaanya.
d.
Tipe kontak:
1.
Harga tetap (fixed price).
2.
Kontraktor dibayar sebesar jumlah biaya
yang telah dikeluarkan ditambah contractor’s fee.
3.
Incentive.
e.
Pasal-pasal yang mengatur penyelesaian
jika terjadi perselisihan.
f.
Pasal-pasal yang mengatur mengenai
audit catatan akuntansi untuk menentukan jumlah yang terutang menurut kontrak.
g.
Dampak umum kontrak tersebut terhadap posisi
keuangan dan hasil usaha klien.
5)
Peraturan-peraturan Pemerintah yang
Secara langsung Menyangkut Klien.
Auditor harus
melakukan konsultasi dengan penasihat hukum klien dan jika perlu dengan
penasihat hukum auditor, jika auditor berpendapat bahwa masalah hukum mempunyai
dampak terhadap pelaksanaan audit atau memerlukan pengungkapan dalam laporan
keuangan auditan.
6)
Arsip Korespondensi.
Prosedur audit
arsip koresponden klien biasanya dilakukan sebagai berikut:
1.
Pada waktu membaca notulen rapat, arsip
kontrak, atau data lain yang memberikan petunjuk adanya korespondensi mengenai
sesuatu yang dianggap penting oleh auditor, ia harus meminta klien untuk
menyerahkan copy surat-surat yang bersangkutan.
2.
Pada umumnya auditor akan me-review
arsip korespondensi klien dengan bank dan lembaga kredit yang lain, penasihat
hukum, dan instansi pemerintah. (Mulyadi, 2002)
1.
Pengujian analitik
Pengujian ini dilakukan oleh auditor
dengan cara mempelajari perbandingan dan hubungan antara data yang satu dengan
data yang lain. Pengujian analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam
memahami bisnis klien dan dalam menemuka bidang yang memerlukan audit lebih
intensif.
2.
Pengujian Pengendalian
Pengujian pengendalian terutama
ditujukan untuk mendapatkan informasi mengenai:
1.
Frekuensi pelaksanaan aktivitas
pengendalian.
Dalam
pengujian pengendalian, auditor
memeriksa seberapa banyak transaksi pembelian diotorisasi dari pejabat yang
berwenang dalam periode yang diperiksa.
2.
Mutu pelaksanaan aktivitas
pengendallian tersebut
Otorisasi dari
pejabat yang berwenang merupakan salah satu aktivitas pengendalian untuk
mengawasi transaksi pembelian. Pelaksanaan suatu aktivitas pengendalian
dikatakan baik mutunya jika aktivitas tersebut dapat mencapai tujuan yang
hendak dicapai dengan melaksanakan aktivitas pengendalian tersebut.
3.
Karyawan yang melaksanakan aktivitas
pengendalian tersebut.
Aktivitas
pengendalian ini dilaksanakan oleh klien dengan perhitungan fisik sediaan.
Perhitungan fisik sediaan dilakukan oleh karyawan gudang dan karuawan yang
mencatat sediaan, maka hasil pengujian pengendalian akn menunjukan bahwa
aktivitas pengenalian tersebut tidak efektif. Karena orang yang terlibat dalam
pengendalian adalah karyawan yang seharusnya diawasi dengan pengendalian
tersebut.
3.
Pengujian Substantif
Kesalahan moneter yang terdapat dapat
dalam informasi yang disajikan dalam laporan keuangan kemungkinan terjadi
karena kesalahan dalam:
1.
Penerapan prinsip akuntansi berterima
umum di Indonesia.
2.
Tidak diterapkannya prinsip akuntasnsi
berterima umum di Indonesia.
3.
Ketidakkonsistenan dalam penerapan
prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia.
4.
Ketidaktepatan pisah batas pencatatan
transaksi.
5.
Perhitungan.
6.
Pekerjaan penyalinan, penggolongan dan
peringkasan informasi.
7.
Pencantuman pengungkapan unsur tertentu
dalam laporan keuangan.
Pengujian substantif terhadap
pendapatan penjualan auditor melakukan prosedur audit untuk menemukan:
1.
Kemungkinan terjadinya kesalahan klien
dalam menerapkan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia, sehingga
berakibat angka pendapatan penjualan dalam laporan laba-rugi menjadi lebih
rendah atau lebih tinggi dari jumlah yang seharusnya.
2.
Adanya kemungkinan klien menyajikan
informasi pendapatan penjualan yang tidak berdasarkan prinsip akuntansi berterima
umum di Indonesia, sehingga dapat mengakibatkan pemakai laporan keuangan salah
dalam membuat keputusan.
3.
Kemungkinan klien mengubah prinsip
akuntansi yang digunakan dalam menyajikan angka pendapatan penjualan dan tidak
memberikan pengungkapan mengenai akibat perubahan penerapan prinsip tersebut
terhadap angka laba bersih, sehingga hal ini dapat mengakibatkan tidak dapt
diperbandingkannya laporan keuangan klien tahun yang diaudit dengan laporan
keuangan klien tahun yang diaudit dengan laporan keuangan klien yang disajikan
dalam tahun sebelumnya.
4.
Kemungkinan klien melakukan pisah batas
transaksi penjualan tidak tepat atau tidak konsisten dengan yang digunakan
dalam tahun sebelumnya.
5.
Kemungkinan terjadinya kesalahan
moneter dalam menyajikan angka pendapatan penjualan mencakup kegiatan menyalin
informasi dari berbagai dokumen kedalam jurnal; kegiatan menjumlah, mengurangi,
mengalikan, dan membagi; kegiatan meringkas informasi dalam jurnal dan
memindahkan jumlahnya untuk di-posting kedalam akun-akun buku besar, kegiatan
menyajikan informasi dalam laporan keuangan.
6.
Kemungkinan tidak cukupnya pengungkapan
dari klien yang seharusnya dicantumkan dalam laporan keuangan yang dapat
mengakibatkan pemakaian laporan keuangan salah dalam mengambil keputusan. (Mulyadi,
2002)
Haryono, J. (2001). Auditing. Yogyakarta:
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
Mulyadi. (2002). Aditing, Edisi 6. Jakarta:
Salemba Empat.
Betfred casino site - Lucky Club
BalasHapusBetfred casino site. Betfred casino site It is one of the most recognizable websites, as it offers a simple and easy-to-use interface. luckyclub
Casino, Sports Book & Casino - Jacksonville, Mississippi
BalasHapus'Live 논산 출장샵 now. Live now. Live now.' Live now. Live 문경 출장안마 now. 충주 출장마사지 Poker. Sportsbook. Promotions. 제주 출장안마 Sports. 김천 출장마사지 Games.