Selasa, 06 November 2018

PENERIMAAN PERIKATAN DAN PERENCANAAN AUDIT


PEMERIKSAAN AKUNTANSI




KELOMPOK 5
NAMA               : INDAH PURNAMA SARI (160810206)
                             TIARA SARI YOLANDA (160810200)
                             IRFAN MAULANA (160810249)
                             DONNY TAN (160810241)
DOSEN              : PUSPITA RAMA NOPIANA, S.E, AK., M.M., CA
Program Studi   : AKUNTANSI





 
Tahap kedua dari suatu audit menyangkut penetapan strategi audit untuk pelaksaan dan penentuan lingkup audit. Perencanaan merupakan tahap yang cukup sulit dan menentukan keberhasilan penugasan audit. Perencanaan audit biasanya dilakukan antara tiga hingga enam bulan sebelum akhir tahun buku klien (Haryono, 2001). Ada tujuh tahap yang harus ditempuh oleh auditor dalam merncanakan auditnya :
 
1.      Memahami Bisnis Dan Industri Klien
a.       Pengalaman sebelumnya tentang Entitas dan Industrinya
Dalam audit ulangan, audito dapat dengan mudah memperoleh informasi tentang kekhususan bisnis klien dengan cara mereview kertas kerja audit yang disimpan dalam arsip permanen. Dengan cara ini auditor dapat mengingat kembali mengenai kebijakan-kebijakan klien, organisasi, dan pengendalan intern.
b.      Diskusi dengan Orang dalam Entitas
Komite audit, direktur, dan personel operasi adalah contoh narasumber yang dapat diharapkan oleh auditor untuk memperoleh informasi tersebut. Komite audit dapat memberikan informasi tentang kekuatan dan kelemahan pengendalian intern perusahaan atau bagian dari perusahaan kilen, sistem pengolahan data elektronik yang baru saja diimplementasikan oleh klien, perubahan manajemen perusahaan dan perubahan struktur organisasi perusahaan klien.

Dalam tahap perencanaan audit, manajemen dapat dipakai sebagai sumber informasi tentang:
1)      Pengembangan bisnis yang sedang dilakukan oleh manajemen yang akan berdampak terhadap audit yang akan dilaksanakan oleh auditor.
2)      Peraturan baru yang berlaku dalam industri dan peraturan pemerintah terbaru yang berdampak ternis klien.
3)      Bidang audit yang menjadi kepentingan khusus manajemen.
4)      lingkup dan waktu pelibatan personel klien dalam membantu auditor untuk menyediakan

c.       Diskusi dengan Personel dari funggsi Audit Intern dan Review terhadap Laporan Auditor Intern
Auditor intern merupakan sumber informasi untuk memahami kekuatan dna kelemahan pengendalian intern yang diterapkan dalam organisasi entitas dalam menjaga keandalan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Review terhadap laporan auditor intern merupakan cara  yang efektif untuk memahami pengendalian intern yang diberlakukan dalam organisasi entitas.
d.      Diskusi dengan Auditor Lain dan dengan Penasihat Hukum atau Penasihat Lain yang telah Memberikan Jasa kepada Entitas atau dalam Industri.
Manajemen entitas membeli berbagai jasa untuk penyelesaian masalah-masalah hukum dan masalah lain seperti sistem informasi, manajemen pemasaran, manajemen sumber daya manusia, dan manajemen operasi. Auditor dapat berkomunikasi dengan auditor lain yang ditahun sebelumya telah melakukan audit atas laporan keuangan entitas untuk memperoleh pemahaman untuk bisnis entitas. Auditor dapat berkomunikasi dengan penasihat hukum atau penasihat lain untuk memperoleh informasi tentang masalah-masalah yang dihadapi oleh perusahaan dalam bisnisnya.
e.       Publikasi yang Berkaitan dengan Industri
Pengetahuan mengenai industri yang menjadi tempat usaha klien adalah perlu bagi auditor agar ia dapat melaksanakan audit dengan baik. Pengetahuan mengenai industri yang menjadi tempat usaha klien dapat diperoleh dengan berbagai cara sebagai berikut:
1)      Meminta keterangan dari klien.
2)      Berlangganan majalah yang dikeluarkan oleh organisasi industri yang bersangkutan.
3)      Aktif  berpartisipasi dalam perkumpulan berbagai industri atau program-program latihan yang diselenggarakan oleh berbagi industri.

f.       Kunjungan Ke Tempat atau Fasilitas Pabrik Entitas
Dari inspeksi ke pabrik dan kantor klien ini auditor dapat memperoleh pengetahuan mengenai tata letak pabrik, proses produksi, produk-produk utama perusahaan, dan penjagaan fisik terhadap aktiva perusahaan. Pengetahuan mengenai fasilitas fisik untuk penerimaan, peenyimpanan, dan pemakaian sediaan barang gudang akan bermanfaat nantinya bagi auditor dalam penilaian terhadap sediaan. Dalam melakukan perjalanan inspeksi ke kantor klien, auditor akan mengetahui pula lokasi berbagai catatan akuntansi, jumlah karyawan klien yang bekerja di kantor, serta pembagian kegiatan akuntansi.
g.      Perundangan dan Peraturan yang secara Signifikan Berdampak terhadap Entitas
Peraturan ekspor, peraturan kredit, peraturan penanaman modal, dan peraturan perpajakan merupakan peraturan perundangan yang secara signifikan berdampak tehadap bisnis perusahaan. Oleh karena itu, dalam perencanaan auditnya, auditor perlu mempertimbangan  dampak berbagai peraturan perundangan yang dikeluarkan pemerintah yang berdampak terhadap bisnnis klien.
h.      Dokumen yang Dihasilkan oleh Entitas
Contoh berbagai dokumen yang dihasilkan oleh entitas sebagai sumber informasi untuk memahami bisnis entitas : bahan yang dikirim kepada pemegang saham dan diserahkan kepada badan pengatur, buku-buku promosi, laporan keuangan dan laporan tahunan tahun sebelumnya, anggaran, laporan manajemen intern, laporan keuangan interim, panduan kebijakan manajemen, panduan akuntansi dan sistem pengendalian intern, daftar akun, jabatan,  rencana pemasaran dan penjualan.

2.      Melaksanakan Prosedur Analitik

Konsep Prosedur Analitik
Prosedur analitik meliputi pertandingan jumlah-jumlah yang tercatat atau ratio yang dihitung dari jumlah-jumlah yang tercatat dibandinka dengan harapan yang dikembangkan oleh auditor.

Tujuan Prosedur Analitik dalam Perencanaan Audit:
1)      Meningkatka pemahaman auditor atas usaha klien dan transaksi atau peristiwa yang terjadi sejak tanggal audit terakhir, dan
2)      Mengidentifikasi bidang yang kemungkinan mencerminkan risiko tertentu yang bersangkutan tentang audit.

Prosedur analitik dapat mengungkapkan: (1) peristiwa atau transaksi yang tidak biasa, (2) perubahan akuntansi, (3) perubahan usaha, (4) fluktuasi acak, (5) salah saji

Tahap-tahap Prosedur Analitik
1)      Mengidentifikasi perhitungan/perbandingan yang harus dibuat.
 Tipe perhitungan dan perbandingan yang umumnya dibuat oleh auditor terdiri dari :
1.      Perbandingan data absolut
2.      common-size income statements
3.      ratio analysis
4.      trend analysis
Pada tahap perencanaan audit, auditor biasanya melaksanakan prosedur analitik dengan menggunakan data agregasi (gabungan, kumpulan), data perusahaan secara keseluruhan yang didasarkan pada data gabungan sampai dengan bulan dilakukannya prosedur analitik atau pada data proyeksi tahunan.
2)      Mengembangkan Harapan.
Dalam prosedur anallitik, auditor perli mengembangkan harapan sebagai dasar untuk membandingkan perhitungan dan ratio yang dibuat dalam prosedur anallitik.
Contoh sumber informasi yang digunakan dalam mengembangkan harapan:
a.       Informasi keuangan periode sebelumnya yang dapat diperbandingkan dengan memperhatikan perubahan yang diketahui.
b.      Hasil yang diantisipasikan, misalnya anggaran termasuk ekstrapolasi interim atau tahunan.
c.       Hubungan antara unsur-unsur informasi keuangan dalam satu periode.
d.      Informasi industri tempat usaha kllien, misalnya informasi laba bruto.
e.       Hubungan informasi keuangan dengan informasi non keuangan yang relevan.

3)      Melaksanakan Perhitungan/perbandingan.
Auditor mengumpulkan data yang akan dipakai dalam penghitungan perbedaan jumlah absolut atau presentase sekarang dibandingkan dengan jumlah atau presentase tahun yanglalu, perhitungan common-size financial statements, financial ratios, dan trend.

4)      Menganalisis Data dan Mengidentifikasi Perbedaan Signifikan.
Data yang telah dikumpulkan kemudian dibandingkan dengan harapan yang dikembangkan oleh auditor untuk mengidentifikasi perbedaan signifikan yang terjadi.

5)      Menyelidiki Perbedaan Signifikan yang tidak Terduga dan Mengevaluasi Perbedaan Signifikan.
Perbedaan signifikan yang tidak terduga perlu diselidiki penyebabnya:
1.      auditor perlu mempertimbangkankembali metode dan berbagai fakttor yang digunakan untuk mengembangkan harapan dan untuk meminta keterangan kepada manajemen
2.      kadang-kadang informasi baru akan bermanfaat untuk memperbaiki harapan, dan sebagai akibatnya dapat menghilangkan perbedaan yang terjadi
3.      sebelum auditor akan melakukan tindakan berdasarkan respon yang diberikan oleh manajemen.

6)      Menentukan Dampak Hasil Prosedur Analitik tesirhadap Perencanaan Audit.
Perbedaan signifikan yang tidak terduga biasanya dipandang oleh auditor sebagai petunjuk meningkatnya risiko salah saji dalam akun atau berbagai akun yang bersangkutan dengan perhitungan dan perbandingan. Dalam situasi seperti ini auditor merencanakan untuk melaksanakan pengujian yang lebih  rinci  terhadap akun  atau berbagai akun yang bersangkutan. Dengan mengarahkan perhatian auditor ke bidang yang memiliki  risiko lebih besar, prosedur analitik dapat bermanfaat dalam pelaksanaan audit yang efektif dan efisien.

3.      Mempertimbangkan Tingkat Materialitas Awal
Materialitas awal pada tingkat laporan perlu ditetapkan oleh auditor karena pendapat auditor atas kewajaran laporan keuangan diterapkan pada laporan keuangan sebagai keseluruhan. Materialitas awal pada tingkat saldo akun ditentukan oleh auditor pada tahap perencanaan audit karena untuk mencapai simpulan tentang kewajaran laporan keuangan sebagai keseluruhan, auditor perlu melakukan verifikasi saldo akun.

4.      Mempertimbangkan Risiko Bawaan
Auditor merumuskan pendapatnya atas laporan keuangan secara keseluruhan berdasarkan bukti audit yang diperoleh melalui verifikasi asersi yang berkaitan dengan saldo akun secara individual atau golongan transaksi. Auditor berusaha untuk membatasi risiko audit pada tingkat saldo akun sedemikian rupa sehingga pada akhir audit, risiko audit dalam menyatakan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan akan berada pada tingkat yang rendah.

5.      Mempertimbangkan Berbagai Faktor yang Berpengaruh terhadap Saldo Awal, jika Perikatan Audit Merupakan Audit tahun Pertama.
Auditor harus memperoleh bukti audit kompeten yang cukup untuk meyakini bahwa:
a.       Saldo awal tidak mengandung salah saji yang mepunyai dampak material terhadap laporan keuangan tahun berjalan.
b.      Saldo penutup tahun sebelumnya telah ditransfer dengan benar ke tahun yang berjalan atu telah dinyatakan kembali, jika hal itu semestinya dilakukan.
c.       Kebijakan akuntasi yang semestinya telah diterapkan secara konsisten.

Sifat dan lingkup bukti audit yang harus diiperoleh auditor berkenaan dengan saldo awal  tergantung pada:
a.       Kebijakan akuntansi yang dipakai oleh entitas yang bersangkutan.
b.      Apakah laporan keuangan entitas tahun sebelumnya telah diaudit,  jika demikian, apakah pendapat auditor atas laporan keuangan tersebut berupa pendapat selai pendapat wajar tanpa pengecualian.
c.       Sifat akun dan risiko salah sji dalam laporan keuangan tahun berjalan.

6.      Mengembangkan strategi Audit awal terhadap Asersi Signifikan
Karena keterkaitan antara bukti audit, materialitas, dan komponen risiko audit, auditor dapat memilih strategi audit awal dalam perencanaan audit terhadap asersi individual atau golongan transaksi. Ada dua strategi audit awal yang dapat dipilih oleh auditor:
1)      primarily substantive approach
2)      lover assessed level of control risk approach

7.      Me-review Informasi yang berhubungan dengan Kewajiban-kewajiban Legal klien.
Auditor perlu memahami kewajiban-kewajiban legal dalam perjanjian-perjanjian yang menyangkut klien. Informasi tersebut tercantum dalam dokumen-dokumen berikut ini:
1)      Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Copy akte pendirian dan anggaran rumah tangga yang diperoleh auditor dalam audit yang pertama disimpan dalam arsip permanen untuk kepentingan audit selanjutnya. Dalam audit berikutnya, auditor harus memperbaharui informasi yang terdapat dalam akte pendirian dan anggaran rumah tangga tersebut dengan menambah copy perubahan-perubahan terhadap dokumen-dokumen tersebut dalam arssip permanen.
2)      Perjanjian Persekutuan
Perjanjian persekutuan merupakan dokumen yang berisi kontrak diantara para pemilik persekutuan mengenai peraturan-peraturan yang harus diikuti dalam menjalankan perusahaan. Dokumen perjanjian persekutuan:
a.       Nama resmi dan alamat perusahaan.
b.      Nama dan alamat setiap sekutu.
c.       Jumlah, tanggal, dan sifat infestasi yang dilakukan oleh setiap sekutu.
d.      Ratio pembagian laba, gaji sekutu, bunga atas modal sekutu, dan batasan-batasan yang dikenakan terhadap penarikan diri sekutu.
e.       Tugas, tanggung jawab, dan wewenang tiap-tiap sekutu.
f.       Peraturan persekutuan dan pembagian kekayaan persekutuan.
Copy perjanjian persekutuan tersebut disimpan oleh auditor dalam arsip permanen, auditor harus memeriksa apakah ada perubahan–perubahan dalam perjanjian persekutuan tersebut. Copy perubahan terhadap perjanjian persekutuan tersebut harus diperoleh auditor, atau jika tidak terjadi perubahan, auditor harus membuat catatan dalam arsip permanen yang menerangkan bahwa tidak terjadi perubahan dalam perjanjian persekutuan tersebut.
3)      Notulen Rapat Direksi dan Pemegang Saham
Dalam audit yang pertama kali, auditor perlu me-review notulen rapat yang dibuat tahun-tahun sebelumnya. Auditor dapat memperoleh copy semua notulen rapat tersebut dari manajemen perusahaan untuk rapat direksi, dewan komisaris, pemegang saham, komisi-komisi yang dibentuk, baik rapat reguler atau rapat khusus.

Dalam me-review notulen rapat tersebut auditor harus memperhatikan:
a.       Tanggal penyelenggaraan rapat.
b.      Tercapai tidaknya quorum rapat.
c.       hal-hal yang berkaitan signifikan terhadap laporan keuangan klien atau kegiatan usahanya, atau berpengaruh terhadap pelaksanaan audit.

4)      Kontrak
Dalam me-review suatu kontrak, biasanya auditor akan memperhatikan unsur-unsur berikut ini:
a.       Nama kontrak yang tepat.
b.      Nama dan alamat pihak-pihak yang menandatangani kontrak.
c.       Tanggal berlakunya kontrak secara efektif, jangka waktu kontrak dan jika ada jadwal pelaksanaanya.
d.      Tipe kontak:
1.      Harga tetap (fixed price).
2.      Kontraktor dibayar sebesar jumlah biaya yang telah dikeluarkan ditambah contractor’s fee.
3.      Incentive.
e.       Pasal-pasal yang mengatur penyelesaian jika terjadi perselisihan.
f.       Pasal-pasal yang mengatur mengenai audit catatan akuntansi untuk menentukan jumlah yang terutang menurut kontrak.
g.      Dampak umum kontrak tersebut terhadap posisi keuangan dan hasil usaha klien.

5)      Peraturan-peraturan Pemerintah yang Secara langsung Menyangkut Klien.
Auditor harus melakukan konsultasi dengan penasihat hukum klien dan jika perlu dengan penasihat hukum auditor, jika auditor berpendapat bahwa masalah hukum mempunyai dampak terhadap pelaksanaan audit atau memerlukan pengungkapan dalam laporan keuangan auditan.

6)      Arsip Korespondensi.
Prosedur audit arsip koresponden klien biasanya dilakukan sebagai berikut:
1.      Pada waktu membaca notulen rapat, arsip kontrak, atau data lain yang memberikan petunjuk adanya korespondensi mengenai sesuatu yang dianggap penting oleh auditor, ia harus meminta klien untuk menyerahkan copy surat-surat yang bersangkutan.
2.      Pada umumnya auditor akan me-review arsip korespondensi klien dengan bank dan lembaga kredit yang lain, penasihat hukum, dan instansi pemerintah. (Mulyadi, 2002)



1.      Pengujian analitik
Pengujian ini dilakukan oleh auditor dengan cara mempelajari perbandingan dan hubungan antara data yang satu dengan data yang lain. Pengujian analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemuka bidang yang memerlukan audit lebih intensif.

2.      Pengujian Pengendalian
Pengujian pengendalian terutama ditujukan untuk mendapatkan informasi mengenai:
1.      Frekuensi pelaksanaan aktivitas pengendalian.
Dalam pengujian  pengendalian, auditor memeriksa seberapa banyak transaksi pembelian diotorisasi dari pejabat yang berwenang dalam periode yang diperiksa.
2.      Mutu pelaksanaan aktivitas pengendallian tersebut
Otorisasi dari pejabat yang berwenang merupakan salah satu aktivitas pengendalian untuk mengawasi transaksi pembelian. Pelaksanaan suatu aktivitas pengendalian dikatakan baik mutunya jika aktivitas tersebut dapat mencapai tujuan yang hendak dicapai dengan melaksanakan aktivitas pengendalian tersebut.
3.      Karyawan yang melaksanakan aktivitas pengendalian tersebut.
Aktivitas pengendalian ini dilaksanakan oleh klien dengan perhitungan fisik sediaan. Perhitungan fisik sediaan dilakukan oleh karyawan gudang dan karuawan yang mencatat sediaan, maka hasil pengujian pengendalian akn menunjukan bahwa aktivitas pengenalian tersebut tidak efektif. Karena orang yang terlibat dalam pengendalian adalah karyawan yang seharusnya diawasi dengan pengendalian tersebut.

3.      Pengujian Substantif
Kesalahan moneter yang terdapat dapat dalam informasi yang disajikan dalam laporan keuangan kemungkinan terjadi karena kesalahan dalam:
1.      Penerapan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia.
2.      Tidak diterapkannya prinsip akuntasnsi berterima umum di Indonesia.
3.      Ketidakkonsistenan dalam penerapan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia.
4.      Ketidaktepatan pisah batas pencatatan transaksi.
5.      Perhitungan.
6.      Pekerjaan penyalinan, penggolongan dan peringkasan informasi.
7.      Pencantuman pengungkapan unsur tertentu dalam laporan keuangan.

Pengujian substantif terhadap pendapatan penjualan auditor melakukan prosedur audit untuk menemukan:
1.      Kemungkinan terjadinya kesalahan klien dalam menerapkan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia, sehingga berakibat angka pendapatan penjualan dalam laporan laba-rugi menjadi lebih rendah atau lebih tinggi dari jumlah yang seharusnya.
2.      Adanya kemungkinan klien menyajikan informasi pendapatan penjualan yang tidak berdasarkan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia, sehingga dapat mengakibatkan pemakai laporan keuangan salah dalam membuat keputusan.
3.      Kemungkinan klien mengubah prinsip akuntansi yang digunakan dalam menyajikan angka pendapatan penjualan dan tidak memberikan pengungkapan mengenai akibat perubahan penerapan prinsip tersebut terhadap angka laba bersih, sehingga hal ini dapat mengakibatkan tidak dapt diperbandingkannya laporan keuangan klien tahun yang diaudit dengan laporan keuangan klien tahun yang diaudit dengan laporan keuangan klien yang  disajikan  dalam tahun sebelumnya.
4.      Kemungkinan klien melakukan pisah batas transaksi penjualan tidak tepat atau tidak konsisten dengan yang digunakan dalam tahun sebelumnya.
5.      Kemungkinan terjadinya kesalahan moneter dalam menyajikan angka pendapatan penjualan mencakup kegiatan menyalin informasi dari berbagai dokumen kedalam jurnal; kegiatan menjumlah, mengurangi, mengalikan, dan membagi; kegiatan meringkas informasi dalam jurnal dan memindahkan jumlahnya untuk di-posting kedalam akun-akun buku besar, kegiatan menyajikan informasi dalam laporan keuangan.
6.      Kemungkinan tidak cukupnya pengungkapan dari klien yang seharusnya dicantumkan dalam laporan keuangan yang dapat mengakibatkan pemakaian laporan keuangan salah dalam mengambil keputusan. (Mulyadi, 2002)






Haryono, J. (2001). Auditing. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
Mulyadi. (2002). Aditing, Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat.

 



2 komentar:

  1. Betfred casino site - Lucky Club
    Betfred casino site. Betfred casino site It is one of the most recognizable websites, as it offers a simple and easy-to-use interface. luckyclub

    BalasHapus
  2. Casino, Sports Book & Casino - Jacksonville, Mississippi
    'Live 논산 출장샵 now. Live now. Live now.' Live now. Live 문경 출장안마 now. 충주 출장마사지 Poker. Sportsbook. Promotions. 제주 출장안마 Sports. 김천 출장마사지 Games.

    BalasHapus

PENERIMAAN PERIKATAN DAN PERENCANAAN AUDIT

PEMERIKSAAN AKUNTANSI KELOMPOK 5 NAMA                : INDAH PURNAMA SARI (160810206)                              TI...